Perbedaan Antara Pewarna Pigment
Dan Dye Pigmen dan dye digunakan untuk
mewarnai bahan yang berbeda, tetapi cara dan proses pewarnaannya sangat
berbeda. Ini semua berkaitan dengan kelarutan bahan pewarna tersebut dalam
bahan pelarut – kecenderungan untuk larut dalam cairan, terutama air. untuk
mempermudah pemahaman dapat diasumsikan dengan air yang dicampur dengan lumpur
dan air yang dicampur dengan garam. Kelarutan/ Solubility Air berlumpur berwarna coklat,
dengan segala macam kotoran dan partikel lumpur tersuspensi di dalam air.
Berikan waktu yang cukup dan partikel akan mengendap di dasar. Campuran ini
disebut suspensi. Sekarang ambil air garamnya.
Mencampur garam dengan air menghasilkan itu benar-benar larut dalam air. Anda
tidak akan mendapatkan lapisan partikel garam yang mengendap di bagian bawah
gelas. Jadi campuran ini disebut larutan. Pigmen, seperti lumpur pada
contoh di atas, adalah partikel warna yang digiling halus yang tersuspensi
dalam cairan (biasanya bukan air, dan disebut zat pendispersi atau pembawa).
Sedangkan dye adalah bahan kimia yang, seperti garam di atas, dilarutkan dalam
media (seperti air) untuk membuat pewarna. Perbedaan antara pigmen dan
pewarna tidak berhenti di situ. Bagaimana pewarna benar-benar menempel pada
bahan juga sangat berbeda antara pigmen dan dye. Dye mengikat secara kimiawi dengan bahan, sedangkan pigmen dicat ke permukaan,
sehingga mereka mengikat secara fisik. Pigmen, dicampur dengan zat
pendispersi, diaplikasikan pada alas dan membentuk lapisan di atasnya. Agen
pendispersi pada dasarnya membuatnya menempel pada permukaan material. dye, di sisi lain, secara kimiawi mengikat suatu bahan – dye tidak dicat
sebagai lapisan tetapi benar-benar menjadi bagian dari bahan. Apakah dye akan mewarnai
atau tidak tergantung pada sifat kimia bahan yang dicelup dan dye itu sendiri.. Dalam hal lightfastness, yaitu tingkat lamanya warna sampai memudar., pigmen jauh lebih lightfast daripada
pewarna. Cahaya, terutama sinar matahari, menghancurkan warna pada objek yang dye dengan memecah ikatan elektronik di dalam molekul.
Oleh karena itu, bahan yang diwarnai dengan dye seringkali tidak stabil dan dapat
memudar, terkadang agak cepat, bila terkena cahaya. . Penggunaannya:
Biasanya, pewarna berbasis dye digunakan dalam industri tekstil dan
kertas. Kulit dan kayu juga biasanya diwarnai. juga seperti lilin, minyak pelumas, poles, dan
bensin. Makanan sering diwarnai dengan pewarna Dye alami, atau pewarna dye sintetis yang telah disetujui aman untuk dikonsumsi manusia. Pigmen, di
sisi lain, biasanya mewarnai produk karet, plastik, dan resin yang hanya
menempel pada permukaan. |