• 08.00 s/d 20.45

Seni telah ada selama berabad-abad dan terus berkembang seiring dengan perubahan materi pelajaran, teknik, dan peran seni. Namun, definisi seni yang paling umum adalah objek yang menyampaikan kualitas estetika yang dapat dirasakan dan dialami oleh individu atau kelompok.

Pada artikel ini, akan dijelaskan perbedaan antara seni subjektif, objektif, dan tidak objektif. Baca terus untuk mengetahui bagaimana karya seni yang berbeda dapat dideskripsikan dengan istilah-istilah ini.

Definisi Seni Subyektif

Seni subyektif adalah seni yang diciptakan oleh seniman itu sendiri. Seni dibuat berdasarkan perasaan dan emosi pribadi yang dirasakan saat membuatnya. Seni subyektif sudah ada sejak lama, tetapi baru populer dalam beberapa tahun terakhir karena maraknya media sosial dan teknologi digital.

Dengan seni subjektif, seniman mencoba menciptakan karya yang personal dan unik untuk setiap individu. Saat menciptakan seni subyektif, seniman menggunakan emosi dan perasaan mereka sendiri untuk mengekspresikan diri melalui karya mereka.

Contoh Seni Subjektif

Seni subyektif dapat bervariasi secara drastis dalam metode, media, dan gaya. Ada begitu banyak cara untuk menciptakan seni subyektif sehingga sulit untuk mempersempit apa sebenarnya seni subyektif itu. Beberapa orang mungkin melihat satu bagian dan berpikir itu adalah lukisan abstrak, sementara yang lain melihatnya sebagai karya surealis.

Bentuk seni subyektif yang paling umum adalah gaya ekspresionistik yang menggunakan warna, bentuk, dan garis yang penuh emosi untuk menyampaikan perasaan atau gagasan melalui ekspresi artistik.

Definisi Seni Objektif

Seni obyektif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seni yang diciptakan untuk menjadi objek yang dapat dilihat dan diraba oleh manusia.

Seni objektif adalah kebalikan dari seni abstrak, tanpa arti atau tujuan. Seni Objektif dapat dijelaskan dengan berbagai cara:

  • Karya seni diciptakan untuk dilihat dan disentuh oleh manusia.

  • Karya seni memiliki pesan atau makna yang jelas.

  • Karya seni itu masuk akal tentang dunia di sekitarnya.

Contoh Seni Objektif

Seni obyektif adalah jenis seni yang diciptakan untuk dilihat dan ditafsirkan oleh seorang individu. Itu dapat mengungkapkan perasaan atau pikiran tertentu yang tidak mudah diucapkan atau ditunjukkan dengan kata-kata. Contoh yang paling umum adalah lukisan di atas kanvas, tetapi bisa juga berupa patung yang terbuat dari batu, kaca, kayu, atau bahan lainnya.

Apa itu seni nonobjektif?

Seni non-obyektif adalah jenis seni yang tidak memiliki materi pelajaran atau makna yang eksplisit. Niat dan makna artis seringkali terbuka untuk interpretasi. Misalnya, seniman dapat menggunakan seni non-objektif untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran mereka tentang peristiwa terkini atau masalah sosial.

Seni non-obyektif juga dapat menggambarkan jenis seni abstrak tertentu yang biasanya geometris dan biasanya bertujuan untuk menyampaikan rasa kemurnian dan kesederhanaan.

Apakah Seni Subjektif atau Objektif?

Pertanyaan apakah seni itu subyektif atau obyektif adalah pertanyaan yang menarik. Ini adalah topik yang telah diperdebatkan selama bertahun-tahun.

Banyak yang akan mengatakan bahwa seni itu subyektif karena merupakan ekspresi dari perspektif seniman. Sebaliknya, artis menggunakan keterampilan dan gaya unik mereka untuk menyampaikan pemikiran dan emosi mereka kepada penonton.

Seni dapat bersifat subyektif karena merupakan ekspresi dari perspektif pribadi. Itu juga bisa subjektif karena kita semua adalah orang dengan selera dan preferensi yang berbeda. Misalnya, subjektivitas dalam seni sering digunakan untuk menjelaskan bagaimana individu menanggapi sebuah karya seni dengan cara yang sama sekali berbeda.

Subjektivitas seni seringkali didasarkan pada pendapat, pengalaman, keyakinan, dan perasaan pribadi daripada pada fakta yang disepakati dan ditetapkan. Misalnya, sementara a patung kontemporer atau lukisan mungkin dianggap "indah" bagi satu orang, pemirsa lain mungkin menganggap karya yang sama sebagai "jelek". Meskipun demikian,material  objek seni tetap tidak berubah.

Apakah Kritik Seni Objektif atau Subjektif?

Kritik seni seringkali bersifat subyektif, dan pendapat kritikus seni didasarkan pada pengalaman pribadinya. Preferensi pribadi terhadap estetika dan bentuk dapat membentuk sebuah kritik.

Namun, seni juga dapat dilihat secara objektif dengan kualitas yang ditentukan oleh unsur ketelitian teknis, prinsip desain, dan penerimaan sosial dan budaya. Ada metodologi obyektif atau bahkan ilmiah yang dapat digunakan untuk menilai dan mengkritisi karya seni.

Sebuah contoh yang sangat baik dari hal ini akan menjadi review lukisan, yang akan memiliki opini tentang apakah itu baik atau buruk. Kritikus mungkin menyukainya karena mereka merasa itu mewakili sesuatu yang ingin mereka ungkapkan sebagai seorang seniman, tetapi orang lain mungkin tidak menyukainya karena berbagai alasan. Preferensi seni sangat personal dan akan berbeda dari satu kritikus atau kolektor yang lain.


sumber https://www.eden-gallery.com/news/is-art-subjective



 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved