• 08.00 s/d 20.45

Desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan manusia.Pengertian grafis adalah bentuk komunikasi visual yang dirancang dengan menggunakan kombinasi koordinat titik-titik dan garis sebagai media untuk menyampaikan informasi secara efektif. Untuk mewujudkan suatu karya desain grafis yang layak dalam segi visual, ada beberapa elemen dan prinsip yang diperlukan:

 

ELEMEN DESAIN GRAFIS

7 Elemen penting dalam Desain Grafis - Apock Design

 

a. Titik

Titik adalah salah satu unsur yang wujudnya relatif kecil, di mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

 

b. Garis

Garis dianggap sebagai yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang,  zig-zag,  dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuat, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan.

 

c. Bidang

Bidang merupakan unsur yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih.

 

d. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antarobjek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dimengerti.

 

e. Warna

Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna di antaranya adalah Hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekatan), dan Lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah Lightness. Jika ia bernilai 0, maka seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika Lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias tidak berwarna karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna dengan jelas.

 

f. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terlihat kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus. Tekstur dalam penerapannya dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.

 

PRINSIP DESAIN GRAFIS

Selain memperhatikan unsur-unsur desain grafis, untuk menciptakan dan mengaplikasikan kreativitas kedalam sebuah karya desain perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip desain grafis. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

 


 

a. Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasi. Kesatuan diperlukan dalam karya grafis yang mungkin terdiri dari beberapa unsur di dalamnya. Agar suatu karya grafis diperhatikan, dilihat, dipahami isi serta maksudnya, dan kemudian diberi reaksi oleh target atau responden, maka karya tersebut harus memiliki suatu dominasi tertentu. Dominasi tersebut antara lain: 

  1. Dominan pada ukuran 

  2. Dominan pada ukuran 

  3. Dominan pada warna 

  4. Dominan pada letak/penempatan 

  5. Ukuran sebagai daya tarik 

  6. Menyatukan arah 

  7. Menyatukan bentuk

Dengan adanya kesatuan inilah, unsur-unsur yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju.

 

b. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan prinsip komposisi yang bertujuan menghindari kesan berat sebelah pada suatu bidang atau ruang dalam sebuah karya. Keseimbangan dapat dibagi menjadi:

  1. Keseimbangan formal, pada dasarnya semua elemen yang ditempatkan mempunyai kesan seimbang baik dilihat dari sisi kanan, kiri, atas, dan bawah. Umumnya digunakan untuk mengatur tata letak yang bertujuan membawakan pesan yang berkesan formal dalam arti aman, dapat dipercaya, dan bergengsi. 

  2. Keseimbangan informal, pada dasarnya setiap elemen yang disusun tetap memiliki kesan seimbang. Hanya saja terdapat variasi tertentu yang tidak sama. Prinsip ini digunakan untuk menggambarkan adanya suatu dinamika, energi, dan pesan yang tidak bersifat formal.

Bentuk visual keseimbangandapat disesuaikan dengan gerak mata sehingga erat hubungannya dengan unsur gerak, yaitu: 

  1. Gerak Vertikal (Potential Movement) 

  2. Gerak Horizontal (Static Condition) 

  3. Gerak Transfersal (Depth) – Kedalaman

 

c. Irama

Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.

 

d. Kontras

Kontras dalam suatu komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak berkesan monoton dan membosankan. Tentu saja kontras ditampilkan secukupnya, karena bila ditampilkan terlalu berlebihan akan muncul ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis.

 

e. Fokus

Fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam sebuah komposisi untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan menjadi perhatian utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu fokus dilakukan dengan menonjolkan suatu obyek dalam desain dengan menggunakan warna, background, atau lainnya, yang bisa "mencuri" perhatian orang yang melihat.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved