• 08.00 s/d 20.45

KATEGORISASI FENOMENA INOVASI DI BIDANG DESAIN PRODUK

Inovasi berbasis desain mengacu pada proses menciptakan solusi yang inovatif melalui penerapan prinsip desain yang efektif dan kreatif. Dalam inovasi berbasis desain, fokus utama adalah untuk memahami kebutuhan pengguna dan mengembangkan solusi yang memberikan pengalaman yang lebih baik.

Inovasi berbasis desain melibatkan empat tahap utama, yaitu pemahaman, eksplorasi, prototyping, dan pengujian. Pada tahap pertama, tim inovasi harus memahami kebutuhan pengguna dan masalah yang ingin dipecahkan. Selanjutnya, pada tahap eksplorasi, tim bereksperimen untuk menemukan solusi potensial yang dapat diimplementasikan.

Kemudian, pada tahap prototyping, tim merancang model awal solusi dan membawa keterlibatan pengguna ke dalam proses untuk mendapatkan masukan dan perbaikan yang mungkin dibutuhkan. Terakhir, pada tahap pengujian, produk atau solusi diuji untuk melihat apakah memenuhi kebutuhan pengguna dan apakah solusi tersebut efektif.

Inovasi berbasis desain tidak hanya menciptakan solusi yang lebih baik, tetapi juga memastikan bahwa produk atau solusi tersebut mudah digunakan dan difungsikan oleh pengguna. Hal ini dapat membantu organisasi untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan performa bisnis secara keseluruhan

Kesuksesan desain dapat diukur berdasarkan sejumlah faktor, seperti:

  1. Fungsi - Desain yang sukses harus mampu memenuhi tujuan utamanya, baik itu menyampaikan pesan, memberikan pengalaman positif, atau memudahkan penggunaan produk atau layanan.
  2. Estetika - Desain yang sukses harus menarik dan menarik perhatian pengamatnya. Selain itu, desain juga harus sesuai dengan brand atau identitas merek yang ada.
  3. Inovasi - Desain yang sukses harus memberi nilai tambah, dengan cara yang kreatif dan inovatif, dalam dunia yang terus berkembang ini.
  4. Konsistensi - Desain yang sukses harus konsisten dengan merek atau produk yang direpresentasikan, sehingga mudah diidentifikasi.
  5. Pengaruh - Desain yang sukses mampu mengubah perspektif pengamatnya, menciptakan perasaan kesukaan, atau bahkan mendorong tindakan pembelian.
  6. Relevansi - Desain yang sukses harus relevan dengan tujuan dan budaya pengamatnya.

Kesuksesan desain bukan hanya dilihat dari satu faktor saja, melainkan dari kesatuan keseluruhan yang memenuhi karakteristik desain yang sukses tersebut.


Bidang desain produk terus mengalami perkembangan dan inovasi yang menarik. Berikut adalah beberapa fenomena inovasi terbaru dalam bidang desain produk:

  1. Desain Produk Ramah Lingkungan: Semakin banyak perusahaan yang fokus pada desain produk yang ramah lingkungan. Mereka menggunakan bahan-bahan daur ulang, mengurangi limbah produksi, dan menciptakan produk yang dapat didaur ulang. Desain produk ramah lingkungan juga melibatkan penggunaan energi yang lebih efisien dan material yang lebih tahan lama.
  2. Desain Produk Interaktif: Inovasi terbaru dalam desain produk adalah penggunaan teknologi interaktif seperti sensor, layar sentuh, dan kecerdasan buatan. Contohnya adalah produk-produk pintar seperti perangkat rumah tangga yang dapat terhubung dengan jaringan internet (IoT) dan dapat dikendalikan melalui aplikasi atau suara.
  3. Desain Produk Ergonomis: Desain produk yang memperhatikan ergonomi semakin populer. Produk-produk ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan efisiensi penggunaan yang optimal. Misalnya, kursi yang dirancang dengan penyesuaian tinggi dan sandaran yang sesuai dengan postur tubuh manusia, atau alat dapur dengan pegangan yang ergonomis untuk penggunaan yang nyaman dan aman.
  4. Desain Produk Modular: Desain produk modular memungkinkan pengguna untuk menggabungkan atau memisahkan komponen produk sesuai kebutuhan mereka. Ini memberikan fleksibilitas dan kemampuan untuk memperbarui atau mengganti bagian produk tanpa harus mengganti seluruhnya. Contohnya adalah smartphone dengan komponen yang dapat diganti, seperti baterai atau kamera tambahan.
  5. Desain Produk Berkelanjutan: Desain produk berkelanjutan melibatkan pemikiran holistik tentang siklus hidup produk, termasuk pemilihan bahan yang ramah lingkungan, efisiensi produksi, penggunaan energi yang rendah, dan kemudahan daur ulang. Produk-produk ini juga dapat dirancang untuk menjadi tahan lama dan mudah diperbaiki, sehingga mengurangi limbah dan konsumsi sumber daya.
  6. Desain Produk yang Menggabungkan Budaya dan Tradisi: Inovasi dalam desain produk juga melibatkan penggabungan budaya dan tradisi dalam desain. Ini menciptakan produk yang memadukan elemen modern dengan unsur tradisional atau lokal. Contohnya adalah produk tekstil yang memadukan motif tradisional dengan teknik dan bahan yang lebih modern.
  7. Desain Produk Personalisasi: Kemampuan untuk mempersonalisasi produk menjadi tren yang kuat dalam desain produk. Dengan menggunakan teknologi seperti pencetakan 3D atau pemrograman komputer, pengguna dapat mengkustomisasi produk sesuai dengan preferensi pribadi mereka. Ini menciptakan pengalaman yang lebih unik dan memuaskan bagi konsumen.

Itulah beberapa fenomena inovasi terbaru dalam bidang desain produk. Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang terus berkembang, kita dapat mengharapkan lebih banyak inovasi menarik di masa depan.

ecara umum diakui bahwa inovasi produk berasal dari sumber yang berbeda. Pemikiran terkini tentang inovasi sistemik menyatakan bahwa “inovasi muncul dari interaksi jangka panjang yang kompleks antara banyak individu” (Kotelnikov, nd). Namun demikian, untuk waktu yang lama inovasi diidentifikasi hanya dengan meneliti solusi teknologi baru. Bahkan saat ini, dalam banyak kasus, inovasi disebut sebagai memperkenalkan teknologi baru ke dalam suatu produk atau ke dalam proses pembuatannya untuk meningkatkan kinerja dan kegunaannya atau meminimalkan biayanya (Baglieri, 2003).

Inovasi Penggunaan

Inovasi penggunaan melibatkan sejauh mana suatu produk meningkatkan atau memodifikasi penggunaannya, mungkin menambahkan fungsi baru, dibandingkan dengan produk yang sudah ada di pasar. Jadi, ini berkaitan dengan cara orang berinteraksi dengan suatu produk. Kepekaan terhadap momen interaksi ini adalah perbedaan utama antara metode perancang dan insinyur untuk menyelesaikan suatu fungsi: “Seorang insinyur yang menghitung kekuatan baut tidak mengacu pada apa yang dipikirkan seseorang tentangnya dan bahkan menghindarinya. pemikiran sendiri yang mendukung perhitungan yang mapan” (Krippendorff, 2008).

Dengan kata lain, sebagaimana dicatat, sementara konsep fungsi berpusat pada pengoperasian produk, konsep penggunaan membawa dimensi budaya dan sosial ke dalamnya. Oleh karena itu, inovasi penggunaan dimaksudkan di sini sebagai pengganti inovasi fungsional , karena yang terakhir lebih tepatnya mengacu pada inovasi sebagaimana yang dikemukakan oleh disiplin teknologi.

Top of Form

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved