• 08.00 s/d 20.45

MENUJU PREFERENSI WANITA DALAM DESAIN

 

Berbagai produk konsumen digunakan sebagai instrumen desain, dikombinasikan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan asosiasi estetika, fungsional, dan sosial untuk menyelidiki masalah yang berkaitan dengan bahasa produk, identitas, dan selera dan preferensi gender. Rekomendasi dibuat untuk merancang produk yang lebih didedikasikan untuk kebutuhan dan preferensi gender

 


Preferensi dalam desain dapat bervariasi dari individu ke individu, termasuk preferensi wanita. Namun, ada beberapa tren umum yang dapat dikaitkan dengan preferensi wanita dalam desain. Berikut adalah beberapa preferensi yang umumnya diidentifikasi dalam desain yang ditujukan untuk wanita:

  1. Estetika yang menarik: Wanita sering kali menghargai estetika yang menarik dan memperhatikan detail dalam desain. Penggunaan warna-warna yang lembut atau cerah, pola-pola menarik, bentuk-bentuk yang elegan, dan tampilan yang estetis secara keseluruhan sering kali dianggap menarik oleh banyak wanita.
  2. Fungsionalitas: Wanita seringkali memperhatikan fungsionalitas produk atau desain. Mereka cenderung mencari desain yang praktis, mudah digunakan, dan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari mereka. Misalnya, dalam desain produk fashion, kenyamanan dan kemudahan perawatan bisa menjadi faktor penting.
  3. Keberlanjutan: Semakin banyak wanita yang memiliki kesadaran terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Desain yang ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan daur ulang atau ramah lingkungan, atau mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan, seringkali mendapatkan preferensi dari wanita.
  4. Keterlibatan emosional: Wanita cenderung lebih terhubung secara emosional dengan desain. Desain yang memicu perasaan positif, mencerminkan identitas pribadi, atau memiliki pesan yang kuat seringkali lebih menarik bagi banyak wanita.
  5. Penekanan pada kenyamanan dan kesehatan: Banyak wanita mengutamakan kenyamanan dan kesehatan dalam desain produk, terutama dalam hal mode dan produk kecantikan. Bahan-bahan yang nyaman digunakan, pemilihan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan tubuh, serta fokus pada keamanan dan kesehatan kulit adalah beberapa hal yang sering dipertimbangkan oleh wanita dalam desain.

Namun, perlu diingat bahwa preferensi dalam desain sangat subjektif dan dapat bervariasi secara signifikan antara individu. Tidak semua wanita akan memiliki preferensi yang serupa, dan penting untuk menghormati keberagaman preferensi dan selera individu dalam desain.

Top of Form

 

Desain yang paling penting untuk dipertimbangkan ketika menjalankan preferensi wanita adalah gaya dan estetika. Wanita cenderung lebih tertarik pada desain yang ramping dan elegan dengan aksen feminin, warna yang lembut, dan finishing yang halus. Selain itu, desain dan produk yang memerhatikan aspek kesehatan dan lingkungan juga semakin diminati oleh wanita modern.

Di samping itu, kepraktisan atau fungsionalitas produk juga menjadi faktor penting dalam desain yang disukai wanita. Produk yang mudah digunakan, dibersihkan, dan dirawat adalah incaran wanita terutama bagi mereka yang memiliki aktifitas yang padat. Selain itu, estetika produk yang secara langsung dapat mempengaruhi suasana hati wanita menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam desain.

Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan preferensi wanita dalam desain, designer harus memperhatikan estetika, kepraktisan, dan kualitas produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya. Desain yang memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat membuat produk lebih menarik bagi wanita dan meningkatkan popularitas dan penjualan produk.

 

  1. nilai tambah bagi perusahaan.
  2. Desain Grafis: Desain grafis digunakan dalam berbagai media seperti iklan, pemasaran, branding, dan komunikasi visual. Desain grafis yang efektif dapat menarik perhatian, menyampaikan pesan dengan jelas, dan mempengaruhi persepsi dan emosi pengguna.
  3. Desain Interior: Desain interior mencakup perencanaan dan pengaturan ruang, pemilihan warna, furnitur, pencahayaan, dan elemen-elemen lainnya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, fungsional, dan estetis. Desain interior yang baik dapat meningkatkan kenyamanan, produktivitas, dan kualitas hidup penghuninya.
  4. Desain Web: Desain web melibatkan pembuatan tata letak, grafis, dan antarmuka pengguna yang menarik dan mudah digunakan. Desain web yang baik dapat meningkatkan kepuasan pengguna, mempermudah navigasi, dan membantu mencapai tujuan yang diinginkan, seperti penjualan produk atau penyampaian informasi.
  5. Desain Organisasi: Desain organisasi melibatkan struktur organisasi, tata kelola, dan proses bisnis yang efektif. Desain organisasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi, kolaborasi, dan inovasi di dalam perusahaan.
  6. Desain Lingkungan: Desain lingkungan berfokus pada menciptakan ruang publik, kawasan perkotaan, atau bangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat. Desain lingkungan yang baik dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan menciptakan tempat yang menyenangkan untuk tinggal dan bekerja.
  7. Desain Pengalaman Pengguna: Desain pengalaman pengguna (user experience/UX design) berkaitan dengan menciptakan pengalaman yang positif dan memuaskan bagi pengguna saat berinteraksi dengan produk atau layanan. Desain UX yang baik dapat meningkatkan kepuasan pengguna, mengurangi hambatan penggunaan, dan memperkuat hubungan antara pengguna dan merek.

Keberadaan desain dalam berbagai bidang tersebut menunjukkan relevansinya yang luas dan penting. Desain dapat memberikan solusi kreatif, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan pengalaman yang lebih baik dalam banyak aspek kehidupan kita.

Estetis

Estetika, sebagaimana didefinisikan dalam konteks desain produk, mengacu pada studi komparatif nilai-nilai sensorik yang dialami dalam kaitannya dengan produk. Nilai-nilai ini dapat berhubungan dengan penampilan produk secara keseluruhan atau beberapa detail produk atau fitur desain tertentu. Karena persepsi manusia didominasi oleh visi, gaya produk biasanya merupakan singkatan dari gaya visual, sehingga menjadikan pertimbangan estetika sebagai landasan dasar untuk memulai eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian ini.

Fungsional

Persepsi fungsional dari suatu produk melibatkan deskripsi instrumental dari prosedur yang digunakan untuk mengoperasikannya dan tingkat efektivitas, efisiensi, atau kemanjurannya secara keseluruhan. Pemahaman yang lebih dalam tentang kemampuan operasi suatu produk mungkin terkait dengan masalah pemecahan masalah atau penalaran, atau interaksi dan komunikasi informasi. Oleh karena itu, dalam menentukan apakah produk berfungsi atau tidak, mereka dapat dilihat sehubungan dengan keefektifan yang mereka miliki (berdasarkan evaluasi visual dari desain antarmuka produk) atau mungkin bagi pengguna mereka atau masyarakat pada umumnya (berdasarkan masa lalu). pengalaman dan ulasan pengguna).

Sosial

Meskipun produk bukanlah seragam atau lencana yang, ketika dikenakan atau dibawa, membagi pengguna ke dalam kategori, mereka membawa serta konsep halus yang berhubungan dengan pemahaman tentang norma sosial. Dalam pengertian ini, produk dapat dilihat sebagai mempengaruhi identitas sosial atau afiliasi sosial. Pengaruh ini dapat dilihat sebagai dua kali lipat (Ortony, Clore, & Collins, 1988; Desmet, 2002):

  1. Ini dapat berhubungan dengan kecenderungan orang untuk mengantisipasi penggunaan atau kepemilikan suatu produk di masa depan yang mereka lihat: Ketika orang melihat mobil dengan simbol Ferrari di atasnya, misalnya, mereka mungkin langsung berpikir tentang status prestisius yang akan mereka peroleh dengan memilikinya. dan mengendarai mobil yang begitu mahal. Ini menimbulkan semacam reaksi yang melibatkan kerinduan untuk berafiliasi secara sosial dengan produk, dan keinginan untuk memilih produk karena status sosialnya daripada bentuk atau fungsinya. Mereka entah bagaimana yakin bahwa menggunakan atau memiliki produk ini akan menghasilkan kehidupan sosial atau status sosial yang tampaknya diinginkan.
  2. Itu bisa berhubungan dengan kemampuan produk untuk melambangkan peristiwa masa lalu. Misalnya, melihat ponsel (handcellphone.com, nd) mungkin mengingatkan beberapa orang akan mainan yang pernah mereka sayangi di masa kecil. Dalam hal ini, produk melambangkan acara pribadi yang bermakna yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dalam hal ini, pemilihan produk mereka mungkin didasarkan pada alasan subjektif dan intrinsik, bukan pada bentuk atau fungsi produk.

Bobot relatif dari setiap properti akan bervariasi sesuai dengan tugas yang akan dijalankan dengan produk, konteks interaksi dengan produk, dan sifat atau kepribadian pengguna. Selanjutnya, diasumsikan bahwa sejumlah pengaruh timbal balik mempengaruhi sifat estetika, fungsional dan sosial dari objek tertentu. Untuk alasan ini, kepuasan, selera, dan preferensi pengguna ditentukan oleh konvergensi kualitas yang dirasakan dari masing-masing properti. Konvergensi ini dapat ditentukan dan dievaluasi melalui proses pemilihan stimulus.

Top of Form

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved