• 08.00 s/d 20.45

Pada tulisan sebelumnya yang dapat diakses disini, tertulis bahwa dalam motion graphics terdapat prinsip-prinsip diantaranya ada : composition, frame, dan flow, maka dalam tulisan berikut ini kelanjutannya. Prinsip dalam motion graphics berikutnya adalah :


4. Transition

Sebuah transisi instan dari satu sumber elemen ke sumber lain disebut dengan cut. Ini merupakan standar transisi yang seringkali dipakai dan harus nampak tidak terputus. Ketika digunakan dengan benar, penonton tidak akan menyadari adanya pergantian sumber elemen. Ketika mengaplikasikan suatu cut, sumber kedua harus memiliki informasi yang baru. Sebuah dissolve dibuat ketika dua sumber yang saling tumpang-tindih diubah tingkat transparansinya. Sumber yang satu akan menjadi semakin nampak ketika sumber yang lain menjadi semakin transparan. Dengan kata lain, sumber pertama lama-lama melebur menjadi sumber kedua. Transisi ini sangat nampak terlihat dan seharusnya digunakan ketika faktor visual kedua sumber saling mendukung satu sama lain, sehingga ketika terjadi overlap tidak menimbulkan visual yang kontradiktif

Transisi push adalah ketika satu sumber didorong keluar layar oleh sumber kedua. Dorongan dapat berasal dari sisi manapun: atas, bawah, kanan, atau kiri. Tergantung pada arah dorongannya, transisi ini akan menimbulkan kesan berbeda pada audiens. Dorongan dari atas bersifat menindas, memaksa sumber pertama keluar dari layar. Dorongan dari bawah memiliki kesan yang lebih ringan, mendorong sumber pertama keluar layar untuk menampilkan informasi yang baru. Dorongan dari kiri bersifat natural karena kita membaca dari sebelah kiri. Dorongan dari kanan bersifat dinamis karena pergerakannya melawan arah biasanya kita membaca.

Transisi slide sangat menyerupai transisi push. Perbedaannya adalah pada transisi slide, sumber pertama bersifat statik sementara sumber kedua bergeser masuk ke layar. Sumber kedua boleh bergeser dari arah mana saja. Ketika sumber kedua bergeser dari kanan atau kiri, sumber tersebut tampak menyelinap untuk menggantikan tempat sumber pertama. Ketika sumber kedua bergeser dari atas, sumber tersebut nampak menutupi sumber pertama, seperti menurunkan jendela. Ketika sumber bergeser dari bawah, sumber tersebut tampak menutupi sumber pertama, namun memiliki kesan lebih halus, seperti menyelimuti seseorang yang akan tertidur. Transisi wipe digunakan untuk menyingkap atau mengaburkan sumber satu dari yang lain. Standar transisi wipe berbentuk segi empat, lingkaran, atau bentuk geometri lainnya. Sumber pertama akan ditutupi oleh sumber kedua sebagai bentuk lingkaran yang melebar dari tengah. Transisi wipe sangat sering dipraktekkan dan biasanya merupakan standar transisi dalam berbagai software Motion Graphic. Wipe key, atau yang sering disebut moving matte, digunakan untuk menciptakan ilusi bahwa sebuah objek pada suatu sumber menyingkapkan sumber kedua.


Sebagai contoh, ketika ujung marker digerakkan pada frame, garis tersebut kemudian menyingkapkan sumber kedua seolah sumber tersebut dilukiskan dalam layar. Selain gaya transisi dasar, kita mungkin dapat bereksperimen dengan transisi kompleks yang melibatkan compositing dan layering. Compositing mengacu pada penggunaan elemen-elemen dari beragam sumber termasuk gambar, tulisan, objek, dan suara. Layering merupakan urutan di mana elemen-elemen tersebut dimunculkan ke dalam layar. Banyak software Motion Graphics mamiliki transisi custom yang bisa digunakan. Beberapa transisi, seperti flare atau glow, memerlukan dua sumber ditambah efek spesial yang diaplikasikan ke suatu titik potong. Transisi lainnya seperti overlay, memerlukan kedua sumber untuk ditambah sumber ketiga yang ditambahkan pada titik transisi kedua sumber. Page turn merupakan transisi populer yang sering digunakan di video dan web. Transisi ini menimbulkan efek menyerupai halaman buku yang dibaca. Ketika diaplikasikan ke dalam sebuah web, biasanya pembaca diberikan akses untuk mengendalikan halaman-halaman agar bisa dibalik layaknya ketika membaca buku. Bagaimana kita mengaplikasikan transisi ini ke dalam Motion Graphic, seberapa cepat, seberapa transparan, dan dengan sumber apa akan memberikan kesan emosional pada video kita. 


5. Texture

Tekstur visual diciptakan ketika kita menggunakan warna dan pola tertentu untuk menimbulkan ilusi suatu tekstur. Tekstur dapat digunakan sebagai elemen desain atau untuk memunculkan kesan kedalaman dan dimensi, serta menambah keindahan visual pada suatu desain. Tekstur seharusnya diaplikasikan dengan pertimbangan yang setimpal dengan penggunaan warna. Tekstur yang berbeda menimbulkan respon emosional yang berbeda. Tujuan penggunaan tekstur adalah untuk menciptakan ilusi bahwa audiens dapat menyentuh dan merasakan desain tersebut secara nyata. Texture yang lembut dan berkilau yang dibuat nampak seperti logam yang dipoles akan menimbulkan kesan dingin karena permukaan logam sebenarnya seringkali dingin ketika disentuh. Tekstur yang didesain dengan sudut yang runcing akan membuat audiens menjauh karena ketika kita menjumpai benda runcing, respon kita adalah untuk menjauhi atau tidak menyentuhnya. Tekstur yang didesain dengan beragam transparansi nampak seperti asap atau awan. Tergantung pada warnanya, tekstur ini dapat menimbulkan beragam reaksi karena hubungannya dengan dunia nyata. Warna gelap akan membuat audiens merasa tertekan, seperti asap sedangkan warna terang membuat audiens merasa bebas, seperti melihat awan di lapangan terbuka. Kita otomatis membaca tekstur walaupun desain kita nampak pada permukaan digital. 

 

6. Sound

Kita merespon secara emosional apa yang kita dengar dan memberikan efek tersebut pada hal-hal yang kita lihat. Suara yang dipilih oleh desainer dalam Motion Graphic harus mendukung emosi pesan yang akan disampaikan. Perubahan suara yang paling minor pun mempengaruhi emosi kita. Ketika aku menuliskan kuku pada papan tulis, apa yang kamu dengar? Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu merinding ketika kamu memikirkan tentang hal itu? Suara adalah elemen yang paling kuat dalam Motion Graphic, dan sama pentingnya dengan tipografi dan warna. 

 

7. Emotion

Cara terbaik untuk membuat pesan yang berkesan adalah dengan membuat koneksi emosional. Kebanyakan dari kita mengingat potongan-potongan hal yang kita lihat dan dengar namun dengan banyaknya hal yang kita lihat setiap hari, kebanyakan dari informasi yang kita peroleh telah kita saring keluar. Audiens mungkin mengingat potongan adegan, jingle, aktor, atau tagline sebuah produk; namun semua itu tidak penting jika mereka tidak mengingat inti pesannya –produk atau jasa yang kita jual. Sebagai desainer komunikasi visual yang menggunakan Motion Graphic, sudah menjadi pekerjaan kita untuk membawa pesan yang berkesan dalam waktu yang pendek. Kita dikondisikan untuk merespon emosi dan mempengaruhi komunikasi kita dengan emosi. Untuk meyakinkan audiens untuk membeli pesan yang kita sampaikan, dibutuhkan kadar emosi yang pantas. Jika kamu mendesain station ID untuk kalangan intelek dan canggih, namun menggunakan emosi yang bersifat jenaka, dengan warna-warna terang dan jenis tulisan yang bulat dan gemuk, kamu tidak akan sukses mengkomunikasikan pesan station ID tersebut. Elemen yang mengena pada kalangan serius adalah warna gelap dan jenis tulisan yang tidak terlalu gemuk dengan serif typeface. Setiap Motion Graphic memiliki emosi tersendiri.


8. Inspiration 

Tiap desainer memperoleh inspirasi dengan cara yang berbeda-beda. Inspirasi dapat ditemukan di sekeliling kita, lewat desain lain, karya seni, musik, cerita, desain furnitur, alam, dan lain-lain. Kebanyakan desainer memiliki beragam buku desain yang seringkali mereka gunakan sebagai inspirasi. Hanya melihat sesuatu dapat menginspirasi ide baru. Salah satu saranku adalah memiliki sebanyak mungkin gambar, tulisan, atau objek yang menarik yang dapat digunakan sebagai referensi ketika mencari ide baru.


Demikian tulisan tentang motion graphic dari sejarah, definisi dan prinsip.



Sumber tulisan :


Gallagher, Rebecca & Paldy, Andrea. 2007. Exploring Motion Graphics, The Art and Techniques of Creating Imagery for Film and New Media. Penerbit Thomson. 


Betancourt, Michael. 2012. The Origins of Motion Graphics. Cinegraphic. https://www.cinegraphic.net/article.php/20130306203217744




Artikel lain tentang Motion Graphic :

Motion Graphic ? Apa Itu..., Part 1 - Sejarah Motion Graphic

Motion Graphic ? Apa Itu..., Part 2 - Definisi dan Prinsip Motion Graphic

Motion Graphic ? Apa Itu..., Part 3 - Prinsip Motion Graphic



 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved